Tragedi ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, telah mengguncang masyarakat lokal. Hingga malam yang gelap pada hari Jumat, 3 Desember, jumlah korban jiwa yang teridentifikasi mencapai 14 orang, menambah kesedihan yang mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar.
Di antara susunan reruntuhan, satu korban ditemukan di sektor A4, sebuah area yang berada di sisi kanan depan bangunan yang ambruk pada malam tersebut. Penemuan ini dikonfirmasi oleh Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi Bencana, Emi Freezer, yang memberikan kabar duka ini kepada awak media.
Operasi evakuasi yang panjang dan melelahkan bagi tim pencari dan penyelamat terus berlanjut dengan harapan mendapatkan lebih banyak korban yang selamat. Hingga saat ini, tim terus berjuang meski tantangan menyelimuti situasi yang menyedihkan ini.
Detail Penemuan Korban di Lokasi Ambruk
Pada pukul 23.00 WIB, tim berhasil mengekstraksi satu korban tambahan dari puing-puing yang tersisa. Proses yang panjang dan melelahkan ini menunjukkan dedikasi tim penyelamat yang bekerja tanpa lelah dalam kondisi yang tidak menentu.
Freezer menyatakan bahwa jenazah yang dievakuasi adalah korban kesembilan yang ditemukan selama operasi pencarian berlangsung. Hal ini menambah total jumlah korban yang berhasil diangkat, meski proses pencarian masih berlanjut.
Total hingga saat ini, terdapat sembilan korban yang berhasil diekstraksi dari lokasi ambruk ini, dengan rincian bahwa distrik yang menjadi fokus adalah sektor A1, A2, A3, dan A4. Tim tehnis bekerja dengan sangat hati-hati untuk memastikan tidak ada lagi korban yang terlewatkan.
Kronologi Kecelakaan yang Mengguncang Masyarakat
Insiden tragis ini terjadi pada hari Senin, 29 September, saat ratusan santri sedang melaksanakan Salat Asar berjemaah di dalam gedung yang berfungsi sebagai asrama putra sekaligus musala. Hal ini menjadi ironis mengingat bangunan tersebut masih dalam tahap penyelesaian.
Informasi yang beredar menyebutkan bahwa saat kejadian, banyak santri yang terjebak di dalam gedung yang ambruk tersebut. Situasi ini menciptakan kepanikan yang luar biasa, dan usaha penyelamatan segera dilakukan untuk menyelamatkan yang terjebak.
Aktivitas sehari-hari di pondok pesantren pun terhenti, menyusul kejadian pahit ini yang meninggalkan luka mendalam bagi seluruh santri dan warga setempat. Kondisi ini membuat lingkungan menjadi sangat berbeda dari biasanya, dengan suasana haru yang terus membayangi.
Langkah Selanjutnya untuk Pembersihan dan Evakuasi
Proses evakuasi dan pembersihan puing-puing bangunan yang runtuh masih terus dilakukan hingga saat ini. Penggunaan alat berat telah dilakukan untuk membantu mempercepat proses pencarian dan pengangkatan korban yang masih mungkin terjebak di bawah reruntuhan.
Tim fokus pada bagian utara reruntuhan di mana terdapat material yang tidak terintegrasi dengan struktur utama bangunan. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan semua korban dapat ditemukan tanpa menambah risiko bagi tim penyelamat.
Situasi penggalian puing ini tidaklah mudah, dan tim penyelamat bekerja di bawah tekanan waktu dan emosi yang mendalam. Setiap penemuan baru dibarengi dengan harapan dan doa untuk keluarga yang ditinggalkan.