Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan pengalamannya sebagai korban hoaks yang dipicu oleh kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang Artificial Intelligence (AI). Dia menyoroti bagaimana media digital saat ini bisa memproduksi konten yang tampak sangat nyata, termasuk video yang menyesatkan.
Saat berbicara di Universitas Kebangsaan RI di Bandung, Prabowo mencatat bahwa ada video yang seolah-olah menampilkan dirinya sedang bernyanyi. Faktanya, dia menegaskan bahwa keahlian menyanyi bukanlah salah satu bakatnya.
“Saat ini, sangat mudah untuk membuat hubungan yang tidak benar, terutama dengan menggunakan AI untuk menciptakan konten yang terlihat autentik. Misalnya, ada video klip yang menunjukkan saya bernyanyi, padahal saya tidak memiliki kemampuan itu,” ujarnya.
AI dan Tantangan bagi Keaslian Informasi di Era Digital
Prabowo menjelaskan bahwa penggunaan teknologi dalam bentuk AI dapat dengan mudah meniru suara dan wajah seseorang. Dia menceritakan bagaimana suaranya diubah menjadi pidato dalam berbagai bahasa, seperti Mandarin dan Arab.
“Ketika saya diam saja saat itu, ada yang menyebarkan suara saya seolah-olah sedang berbicara dalam bahasa Mandarin,” lanjutnya. “Ini merupakan bentuk manipulasi yang bisa sangat berbahaya karena membentuk opini publik yang tidak akurat.”
Teknologi yang seharusnya memudahkan komunikasi malah berpotensi memicu kesalahpahaman. Menurutnya, keberadaan alat semacam ini harus disikapi dengan bijak agar tidak merugikan orang lain.
Hoaks: Ancaman Serius bagi Stabilitas Sosial
Dalam orasinya, Prabowo menekankan bahwa hoaks bukan hanya masalah pribadi, melainkan berdampak luas pada masyarakat. Dia memberikan contoh lain, yaitu berita tentang aksi demonstrasi yang jumlah pesertanya dibesar-besarkan.
“Ada satu demo yang seharusnya dihadiri 100 orang, namun diberitakan menjadi 50 ribu orang dengan menggunakan gambar yang tidak jelas, berbahaya sekali,” ungkapnya. Ini menggambarkan betapa seriusnya dampak hoaks terhadap pandangan publik.
Dia menegaskan pentingnya memperbaiki literasi media di kalangan masyarakat agar dapat memfilter informasi yang diterima. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih kritis terhadap konten yang beredar di media sosial.
Upaya Melawan Penyebaran Berita Palsu di Masyarakat
Prabowo meminta masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas asal-usulnya. Dia menyarankan untuk selalu mengecek kebenaran informasi dari sumber yang terpercaya.
“Kita harus cerdas dalam memilih informasi yang kita konsumsi,” kata Prabowo. “Mengabaikan hoaks adalah langkah awal untuk menjaga diri kita dan orang-orang di sekitar kita dari pengaruh negatif.”
Dia juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menangani penyebaran berita bohong ini. Adanya regulasi yang tepat bisa membantu mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan.