Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan telah meluncurkan Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) 2025 Tahap II dengan tema Merawat Harmoni Budaya, Menginspirasi Dunia. Acara yang diadakan di Plaza Insan Berprestasi, Jakarta ini bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada individu, komunitas, dan lembaga yang berkomitmen dalam pemajuan kebudayaan.
Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya kebudayaan sebagai tulang punggung peradaban bangsa. Beliau mengajak semua pihak untuk menyadari bahwa kebudayaan tidak hanya sekadar aksesori, tetapi merupakan fondasi untuk kedaulatan politik dan kekuatan identitas nasional.
Menbud menjelaskan bahwa terdapat empat pilar strategis yang perlu diterapkan secara bersamaan. Pilar-pilar ini mencakup perlindungan terhadap objek kebudayaan, pengembangan ekosistem budaya, pemanfaatan budaya untuk kesejahteraan, dan pengembangan sumber daya manusia di bidang kebudayaan.
Empat Pilar Strategis dalam Kebudayaan Indonesia
Keempat pilar ini tidak hanya penting untuk pelestarian warisan budaya, tetapi juga untuk pengembangan ekonomi kreatif. Dalam konteks ini, kebudayaan diharapkan dapat menjadi motor penggerak yang menyatukan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan.
Proses perlindungan objek pemajuan kebudayaan menjadi langkah awal yang krusial. Tanpa perlindungan yang memadai, banyak elemen budaya yang berisiko hilang seiring dengan perkembangan zaman yang cepat.
Pengembangan ekosistem budaya juga tidak kalah penting. Melalui kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pihak swasta, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang mendukung pertumbuhan berbagai aspek kebudayaan.
Selain itu, pemanfaatan budaya untuk kesejahteraan diplomasi menjadi sorotan. Budaya dapat menjadi alat yang efektif untuk menjalin hubungan dan kerjasama internasional, serta memperkenalkan Indonesia di kancah global.
Pembinaan terhadap sumber daya manusia di bidang kebudayaan menjadi pilar terakhir. Pelatihan dan pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan para pelaku seni dan budaya yang berkualitas, yang akan mampu mengembangkan dan mempertahankan identitas budaya bangsa.
Anugerah Kebudayaan Indonesia dan Proses Penilaiannya
AKI 2025 terdiri dari dua tahap, dimana Tahap I telah berlangsung pada 25 Agustus 2024. Pada tahap ini, sebanyak 14 pelaku seni budaya menerima Tanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia, yang menandakan prestasi dan dedikasi mereka di bidang budaya.
Penerima Tanda Kehormatan meliputi tokoh-tokoh inspiratif yang telah memberikan kontribusi yang signifikan. Mereka dihargai bukan hanya atas karya seni mereka, tetapi juga atas usaha mereka dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia di dalam dan luar negeri.
Proses penilaian untuk Anugerah Kebudayaan ini melibatkan beberapa aspek, yang di antaranya termasuk inovasi, keberlanjutan, dan kontribusi terhadap masyarakat. Hal ini memastikan bahwa penghargaan yang diberikan benar-benar berarti dan dapat mendorong semangat kebudayaan di tengah masyarakat.
Kendati AKI diberikan kepada individu dan lembaga tertentu, penghargaan ini juga diharapkan dapat memotivasi warga negara untuk lebih peduli pada budaya mereka. Kesadaran dan partisipasi masyarakat akan memperkuat jangkauan dan efek dari kebudayaan itu sendiri.
Selain itu, dengan mengangkat isu-isu kebudayaan dalam forum publik, diharapkan masyarakat dapat terlibat lebih aktif dalam mendiskusikan dan merayakan kekayaan budaya yang ada di Indonesia.
Peran Kebudayaan dalam Membangun Identitas Nasional
Kebudayaan merupakan salah satu faktor penentu dalam membangun identitas nasional. Dalam konteks ini, kebudayaan dapat menjadi alat yang ampuh untuk menyatukan keberagaman yang ada di Indonesia. Dari berbagai suku, bahasa, dan tradisi, semua adalah bagian dari identitas bangsa yang tidak dapat dipisahkan.
Adanya acara seperti AKI juga berfungsi untuk meningkatkan kesadaran nasional terhadap pentingnya kontributor budaya. Dengan memberikan penghargaan, masyarakat diajak untuk menghargai dan mendukung pelaku seni dan budaya di sekitarnya.
Dalam era globalisasi ini, tantangan bagi identitas nasional semakin besar. Penting bagi generasi muda untuk mengenali dan memahami warisan budaya mereka, agar dapat melestarikannya di tengah arus modernisasi yang cepat.
Melalui pendidikan kebudayaan, generasi penerus dapat dibekali pengetahuan yang cukup untuk turut menjaga kekayaan budaya tersebut. Upaya ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab setiap individu di masyarakat.
Dengan demikian, kebudayaan bukan hanya berfungsi sebagai warisan, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan bangsa.
















