Saat ini, keamanan pengguna di dunia digital menjadi hal yang sangat penting. Berbagai platform sosial media berupaya menjamin pengalaman pengguna yang aman dan nyaman, termasuk TikTok.
Dengan adanya berbagai bentuk penipuan online yang semakin canggih, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat adalah meningkatkan kesadaran akan bahaya tersebut. Masyarakat perlu waspada terhadap tawaran yang tampak terlalu baik untuk menjadi kenyataan.
Melalui program-program edukasi, perusahaan-perusahaan teknologi berusaha memberikan informasi yang diperlukan agar pengguna dapat melindungi diri sendiri. Ini adalah langkah penting dalam membangun ekosistem digital yang lebih aman.
TikTok dan Inisiatif Keamanan Penggunanya yang Menarik Perhatian
Baru-baru ini, TikTok meluncurkan kampanye edukasi bernama #PikirDuaKali. Kampanye ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap modus-modus penipuan yang berkembang.
Hilmi Adrianto, selaku Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintahan TikTok Indonesia, menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menghadapi masalah ini. Ia berharap edukasi ini dapat meningkatkan kewaspadaan pengguna dalam menerima tawaran investasi yang mencurigakan.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi jumlah korban penipuan, dengan memberikan informasi yang tepat tentang apa yang harus diperhatikan. Pengguna diimbau untuk selalu skeptis terhadap transaksi yang tampak terlalu menguntungkan.
Sistem Moderasi yang Terintegrasi untuk Keamanan Konten
Selain kampanye edukasi, TikTok juga telah menjalankan sistem moderasi konten yang berlapis. Kombinasi antara teknologi dan tim manusia dianggap efektif dalam mengawasi dan menjaga kualitas konten.
Dalam laporan semester pertama 2025, perusahaan berhasil menghapus lebih dari 25 juta konten yang melanggar pedoman komunitas. Di antara jumlah tersebut terdapat 232 ribu konten yang teridentifikasi sebagai penipuan.
Keberhasilan ini menunjukkan komitmen TikTok untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi penggunanya. Dengan 94 persen konten penipuan teridentifikasi sebelum dilaporkan, terbukti bahwa sistem yang ada cukup efisien.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat dan Pelaporan Aktif
Hilmi menekankan bahwa pencegahan penipuan online tidak hanya merupakan tanggung jawab platform. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengenali dan melaporkan tindakan penipuan yang mereka temui.
Peningkatan kesadaran publik diharapkan dapat menghasilkan masyarakat yang lebih proaktif dalam menjaga keamanan digital. Dengan begitu, diharapkan penipuan online dapat ditekan dan pengaruhnya diminimalisir.
Kolaborasi antara pengguna dan perusahaan juga diperlukan untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman. Edukasi mengenai cara mengenali penipuan adalah salah satu langkah awal yang dapat diambil.
















