Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, memilih untuk tidak banyak berbicara mengenai perizinan bangunan gedung (PBG) dari pondok pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Sidoarjo. Dia lebih fokus pada penanganan dan pemulihan bagi korban serta keluarga yang terdampak ambruknya ponpes tersebut.
Emil menegaskan bahwa penanganan korban menjadi prioritas utama bagi pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait. Ia juga enggan menanggapi isu mengenai izin PBG yang diduga tidak dimiliki oleh ponpes tersebut.
“Fokus kami saat ini adalah pada orang tua dan keluarga korban. Kami sebagai manusia biasa tidak bisa membelah diri. Kami, bersama ibu gubernur, Pak Pangdam, dan Pak Kapol, sedang melakukan identifikasi jenazah yang telah dievakuasi,” ucap Emil saat berbincang di Hotel Novotel Cikini, Jakarta, pada Senin (6/10/2025).
Pentingnya Keselamatan Bangunan di Lingkungan Pendidikan
Isu keselamatan bangunan di lingkungan pendidikan, terutama pondok pesantren, harus menjadi perhatian utama. Seiring dengan meningkatnya jumlah pondok pesantren, keamanan struktural bangunan harus dipastikan agar tidak menimbulkan korban di kemudian hari.
Banyak pondok pesantren yang terletak di daerah rawan bencana dan memiliki ancaman terhadap keselamatan. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk memastikan bahwa setiap bangunan memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan.
Konsekuensi dari mengabaikan aspek keselamatan bisa sangat fatal, seperti yang terjadi pada Ponpes Al-Khoziny. Kejadian ini menyadarkan semua pihak akan pentingnya regulasi yang ketat dalam pembangunan gedung pendidikan.
Peran Pemerintah dalam Memberikan Perlindungan bagi Korban
Pemerintah daerah berperan penting dalam memberikan perlindungan serta pemulihan bagi korban tragedi seperti ini. Hal ini mencakup penanganan medis, psikologis, serta dukungan untuk reintegrasi sosial bagi keluarga korban.
Saat bencana terjadi, kehadiran pemerintah sangat menentukan langkah-langkah yang diambil. Respons cepat dan penuh empati dari pemerintah dapat meringankan beban yang ditanggung oleh keluarga yang kehilangan.
Upaya restorasi tidak hanya berkisar pada aspek fisik, tetapi juga emosional. Dukungan pemerintah untuk pemulihan mental bagi korban dan keluarga menjadi sangat krusial dalam fase rehabilitasi pasca-tragedi ini.
Masyarakat dan Tanggung Jawab Bersama dalam Keselamatan
Keterlibatan masyarakat dalam menjaga keselamatan pondok pesantren harus diperkuat. Kesadaran akan pentingnya keamanan bangunan seharusnya menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pengelola, dan masyarakat.
Komunitas di sekitar pondok pesantren juga bisa berperan aktif dalam melakukan pengawasan dan memberikan masukan. Ini bisa membantu mencegah terjadinya insiden yang tidak diinginkan di masa depan.
Melalui program edukasi tentang keselamatan bangunan, masyarakat bisa diberdayakan untuk mengambil peran dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak mereka yang bersekolah di sana.