Dalam dunia perdagangan internasional, hubungan antara Amerika Serikat dan China selalu menjadi sorotan. Ketegangan yang sering terjadi berpengaruh tidak hanya pada kedua negara, tetapi juga pada pasar global secara keseluruhan.
Belakangan ini, terdapat perjanjian dagang baru yang menarik perhatian banyak pihak. Namun, banyak analis berpendapat bahwa kesepakatan tersebut tidak memadai dan mungkin tidak akan mengubah dinamika perdagangan secara signifikan.
Market saham di berbagai negara merespons dengan pesimis, mencerminkan kekhawatiran yang ada. Banyak investor beranggapan bahwa gencatan senjata ini lebih merupakan upaya sementara daripada solusi jangka panjang.
Analisis Terhadap Perjanjian Dagang AS-China yang Terbaru
Manajemen CPM Group, yang dipimpin oleh Jeffrey Christian, memberikan pandangannya terkait perjanjian tersebut. Ia menilai bahwa detail dari kesepakatan ini tampak “cukup kosong” dan tidak memberikan jaminan yang kuat bagi investor.
Sebelum detail perjanjian dirilis, harga emas sempat mengalami penurunan. Namun, setelah investor meninjau isi kesepakatan, mereka menyadari bahwa optimisme untuk mengakhiri perang dagang tampak berlebihan.
Pasar saham internasional pun menunjukkan reaksi serupa, di mana banyak investor menarik kembali optimisme mereka. Kekhawatiran bahwa kesepakatan ini hanyalah sebuah istilah tanpa substansi yang kuat terus membayangi pasar.
Risiko dan Ketidakpastian dalam Kebijakan Ekonomi AS
Di tengah situasi yang tidak menentu, Federal Reserve baru saja menurunkan suku bunga acuannya. Langkah ini diambil untuk mendukung perekonomian, yang sedang menghadapi tantangan berat akibat berbagai faktor, termasuk guncangan dari perdagangan global.
Meskipun suku bunga diturunkan, bank sentral AS menegaskan bahwa langkah ini mungkin menjadi yang terakhir tahun ini. Penutupan sebagian pemerintahan, yang dikenal sebagai government shutdown, dapat merusak ketersediaan data ekonomi yang krusial bagi keputusan kebijakan selanjutnya.
Dalam keadaan suku bunga rendah, investasi dalam emas menarik perhatian lebih. Emas dianggap sebagai aset lindung nilai yang aman, terutama saat menghadapi ketidakpastian yang kerap muncul di pasar.
Pergeseran Investasi Menuju Aset Lindung Nilai
Ketika ketegangan perdagangan meningkat, banyak investor cenderung beralih ke aset yang dianggap lebih stabil seperti emas. Hal ini dikarenakan emas tidak menghasilkan imbal hasil, tetapi sering kali menjadi pilihan saat kondisi ekonomi berisiko.
Ketidakpastian yang mengelilingi kebijakan perdagangan dan ekonomi mendorong investor untuk mencari perlindungan. Dalam scenario global saat ini, emas sering kali dilihat sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya.
Walaupun harga emas berfluktuasi, daya tariknya sebagai safe haven tetap konsisten. Investasi dalam emas bahkan menjadi tren di kalangan masyarakat yang khawatir akan volatilitas pasar saham.
















