Panen raya jagung yang dilakukan pada kuartal III 2025 telah menjadi momentum penting bagi sektor pertanian di Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di lahan seluas 1.788 hektare, menunjukkan upaya signifikan dalam meningkatkan produksi pangan nasional.
Secara nasional, estimasi panen jagung mencapai 166.512 hektare dengan total produksi diperkirakan sekitar 751.442 ton. Data ini menegaskan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam sektor pertanian, khususnya dalam komoditas jagung.
Sampai dengan 26 September 2025, Perum Bulog telah menyerap 76,9 ribu ton jagung produksi dalam negeri. Stok jagung yang tersimpan saat ini mencapai 72 ribu ton, menunjukkan keberhasilan dalam pengelolaan pasokan dan distribusi pangan.
Keterlibatan Berbagai Lembaga dalam Panen Jagung
Kesuksesan panen jagung ini tidak terlepas dari sinergi lintas lembaga yang terlibat. Dari Kementerian Koordinator Bidang Pangan hingga Badan Pangan Nasional (Bapanas), semua bekerja sama untuk mendukung petani.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menyampaikan bahwa kolaborasi ini adalah kunci dalam mencapai hasil produksi yang optimal. Melalui kerja sama yang solid, masalah di lapangan dapat teratasi dengan baik.
Tidak hanya itu, Polri juga ikut berperan dalam pengawasan proses distribusi agar berjalan lancar. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa pasokan jagung sampai ke tangan petani dan masyarakat dengan harga yang wajar.
Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan
Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) menjadi salah satu inisiatif kunci dalam menyalurkan jagung kepada peternak. Sebanyak 52,4 ribu ton jagung siap disalurkan kepada 2.019 peternak dengan harga terjangkau.
Pemberian harga Rp 5.500 per kg merupakan langkah nyata dalam menjaga kesejahteraan petani. Harapan dari program ini adalah untuk menstabilkan harga di tingkat petani agar tidak merugikan mereka.
Dengan adanya program ini, para peternak diharapkan dapat memperoleh akses yang lebih baik pada pasokan jagung. Ini menciptakan kepercayaan dalam sistem distribusi dan menstimulasi pertumbuhan usaha peternakan di wilayah tersebut.
Komitmen Pemerintah dalam Pangan Nasional
Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden berkomitmen untuk menjaga harga jagung di tingkat petani. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian pasar yang sering dialami oleh petani.
Langkah ini menjadi sangat relevan dalam konteks ketahanan pangan nasional. Dengan memastikan harga yang stabil, petani didorong untuk terus meningkatkan produksi komoditas pangan.
Seiring dengan upaya pemerintah, partisipasi aktif dari masyarakat juga diperlukan. Kolaborasi antara petani, pemerintah, dan masyarakat akan menjadi pilar utama dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.