Sepanjang tahun 2025, Audy Dental mengungkapkan beberapa temuan penting terkait masalah kesehatan gigi yang sering dialami oleh keluarga di Indonesia. Temuan ini meliputi ketidakharmonisan susunan gigi, gigi berlubang yang menjadi masalah baik untuk anak-anak maupun dewasa, serta rendahnya kesadaran akan perawatan gigi yang preventif dan rutin.
Data berdasarkan praktik klinis mereka menunjukkan bahwa tren ini tidak terlepas dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang mencatat lebih dari separuh populasi, yaitu 57%, mengalami masalah gigi dan mulut. Angka tersebut mencerminkan kebutuhan yang mendesak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan mulut.
Dari tahun ke tahun, jumlah kasus ketidakharmonisan susunan gigi menunjukkan peningkatan yang signifikan. CEO Audy Dental, drg Yulita Bong, mencatat peningkatan lebih dari 25% dalam kasus maloklusi, serta sekitar 10% lebih dalam kasus gigi berlubang pada 2025 dibandingkan dengan 2024.
Menyadari kondisi ini, mereka menekankan pentingnya upaya membangun kesadaran kesehatan gigi sejak usia dini. Hal ini agar masyarakat tidak hanya menunggu hingga keluhan kesehatan gigi muncul untuk melakukan tindakan perawatan yang diperlukan.
“Kami meyakini bahwa kesehatan gigi dan senyum yang indah adalah fondasi kualitas hidup yang baik. Dengan edukasi, layanan spesialis, serta akses yang lebih luas, kami berkomitmen untuk mendampingi keluarga Indonesia dalam membangun kebiasaan perawatan gigi yang berkelanjutan,” ujar Yulita.
Pentingnya Pendidikan tentang Kesehatan Gigi untuk Anak
Pendidikan mengenai kesehatan gigi sangat diperlukan sejak anak-anak. Dengan pemahaman yang tepat, mereka dapat mengembangkan kebiasaan merawat gigi yang baik sejak dini. Ini akan membantu mencegah berbagai masalah gigi di masa depan yang bisa mengganggu kesehatan dan kualitas hidupnya.
Melalui program edukasi, anak-anak diajarkan tentang teknik menyikat gigi yang benar dan pentingnya penggunaan benang gigi. Setiap orang tua memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak mereka untuk menjalani rutinitas perawatan gigi yang baik.
Pendidikan ini tidak hanya berhenti di dalam rumah saja, sekolah juga dapat berkolaborasi untuk mendukung hal ini. Pengadaan materi edukasi serta sesi khusus tentang kesehatan gigi di sekolah-sekolah sangat bermanfaat untuk memperluas jangkauan awareness ini.
Upaya Pencegahan dan Perawatan Masa Kini yang Harus Diketahui
Pencegahan berbagai masalah gigi bisa dilakukan dengan beberapa langkah sederhana. Mengadopsi kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride adalah langkah pertama yang sangat penting. Selain itu, penggunaan obat kumur setelah menyikat gigi juga dapat membantu mengurangi risiko masalah gigi.
Rutin mengunjungi dokter gigi setidaknya dua kali setahun layak dipertimbangkan. Kunjungan ini tidak hanya untuk pemeriksaan tetapi juga pembersihan gigi profesional yang dapat menghapus plak dan karang gigi yang tidak bisa dihilangkan hanya dengan menyikat gigi.
Penting juga untuk menjaga pola makan yang sehat. Mengurangi konsumsi makanan manis dan asam dapat berkontribusi besar dalam menjaga kesehatan gigi. Mengganti camilan manis dengan buah-buahan segar bisa menjadi alternatif yang baik untuk kesehatan gigi dan tubuh secara keseluruhan.
Peran Generasi Muda dalam Menjaga Kesehatan Gigi
Generasi muda memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan gigi. Dengan semakin banyak informasi yang tersedia di era digital, mereka dapat dengan mudah mengakses pengetahuan tentang praktik perawatan gigi yang baik. Namun, pengetahuan saja tidak cukup; tindakan nyata diperlukan untuk mencapai hasil yang baik.
Mendorong teman-teman mereka untuk menjaga kesehatan gigi juga merupakan hal yang penting. Dengan saling mengingatkan, mereka bisa menciptakan lingkungan yang lebih peduli terhadap kesehatan gigi. Inisiatif kelompok seperti kampanye sosial mengenai kesehatan gigi dapat dilakukan di komunitas mereka.
Dengan digitalisasi, generasi muda juga bisa berperan dalam menyebarkan informasi yang benar tentang kesehatan gigi melalui media sosial. Ini akan menjadikan mereka agen perubahan yang proaktif untuk masalah kesehatan yang penting ini.
















