Koleksi Puspa juga menegaskan komitmen keberlanjutan, tidak hanya lewat pewarna alami, tapi juga dalam proses pengerjaan yang melibatkan para artisan lokal dengan metode manual. Ketika “Puspa” merepresentasikan aspek visual dan material, film pendek “Pulang” hadir sebagai medium refleksi emosional.
Chitra menyampaikan, keputusan memilih film dibanding fashion show lahir dari situasi hati dan kebutuhan ekspresi yang lebih dalam. “Akhir-akhir ini, kita sering membaca berita, dan rasanya banyak sekali yang ingin aku sampaikan. Jadi, kami buat sebuah film pendek yang lebih menceritakan apa sih perasaan kita semua ini sebagai rakyat Indonesia, apa yang bisa kita buat. (Film ini) jadi semacam doa,” katanya.
Judul “Pulang” merujuk pada ajakan kembali ke akar, kembali ke warisan nenek moyang. “‘Pulang’ bikin hidup lebih damai, lebih tenang,” ungkapnya.
Komitmen Terhadap Keberlanjutan dalam Dalam Karya
Dalam setiap proses kreatif, komitmen terhadap keberlanjutan sangat penting. Chitra tidak hanya memproduksi barang, tetapi juga ingin memastikan bahwa setiap elemen dari koleksi mendukung prinsip yang lebih besar.
Melalui bahan-bahan yang bersumber dari alam dan proses yang ramah lingkungan, koleksinya menekankan pentingnya menghargai sumber daya yang ada. Dengan mengandalkan tenaga kerja lokal, ia berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Kreativitas yang bertanggung jawab ini sangat berharga dalam industri mode saat ini. Menggunakan pewarna alami misalnya, merupakan langkah konkret untuk mengurangi jejak karbon dari produksi tekstil.
Pesan Mendalam dari Film Pendek “Pulang”
Film pendek “Pulang” merupakan lebih dari sekadar visual; ia menyimpan rasa dan harapan. Dalam film ini, Chitra menyuarakan aspirasi dan kegundahan hati rakyat yang terjebak dalam berbagai tantangan.
Keputusan untuk menggunakan medium film memberi dimensi baru, mengalirkan emosional yang terkandung dalam setiap frame. Dengan demikian, “Pulang” bukan hanya jalinan gambar, tetapi juga sebuah pengalaman yang menyentuh dan memperluas wawasan penonton.
Mengajak penonton untuk merenungkan akar budaya dan identitas, film ini menjadi panggilan agar setiap individu dapat menemukan kembali jati diri mereka. Melalui karya ini, Chitra berharap semua orang dapat terhubung lebih dalam dengan sejarah dan tradisi yang telah ada.
Memudarkan Batas Antara Mode dan Seni
Dalam dunia kreatif, seringkali batas antara mode dan seni menjadi samar. Chitra dengan cerdas menggabungkan kedua elemen ini dalam setiap karya yang ia hasilkan.
Dengan cara ini, ia mengajak penonton untuk melihat mode bukan hanya sebagai tren, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi seni yang dapat memiliki dampak emosional. Setiap potong pakaian dalam koleksi Puspa berfungsi sebagai kanvas yang menampilkan visi dan nilai-nilai seorang seniman.
Melalui pendekatan ini, penikmat mode dapat merasakan ikatan emosional terhadap setiap karya. Oleh karena itu, ketika mereka mengenakan pakaian tersebut, mereka bukan hanya memilih fashion, tetapi juga sebuah cerita yang terjalin di dalamnya.