Cinta, seorang individu yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan, mengungkapkan bahwa keputusan-keputusan hidupnya, terutama dalam mengedepankan gaya hidup hijau, sangat dipengaruhi oleh didikan ibunya, Herdiana Kiehl. Sejak kecil, Cinta diajarkan tentang empati dan kasih sayang, yang membentuk pandangannya terhadap kehidupan di sekitarnya.
“Aku merasa sangat bersyukur karena meski dibesarkan dalam keluarga yang mampu, ibuku selalu mengajarkanku untuk memahami kesedihan dan kesusahan yang dialami orang lain,” ungkap Cinta. Nilai-nilai ini sudah tertanam dalam dirinya sebelum ia pindah ke Indonesia dan semakin kuat seiring waktu.
Empatinya membuatnya selalu merenungkan dampak dari tiap tindakannya, serta menyadari bagaimana satu keputusan dapat memicu reaksi berantai yang luas. Ini terlihat jelas dalam perilakunya saat berbelanja, di mana ia memilih untuk tidak berlebihan dan memikirkan orang lain terlebih dahulu.
Cinta menyatakan betapa sulitnya belanja di era sekarang, terutama ketika harga barang yang tampak sepele bisa berarti lebih bagi orang yang kurang mampu. “Saat mengunjungi mal, harga satu pakaian bisa mencapai Rp700 ribu,” ujarnya. Dengan berbelanja lebih dari satu, uang bisa cepat terkumpul, sedangkan di beberapa provinsi, UMR saja hanya sekitar Rp2 juta.
Mengembangkan Kesadaran Lingkungan Sejak Dini
Dari kecil, ibunya selalu memberi contoh tentang pentingnya menjaga lingkungan. Cinta mengingat betapa seringnya mereka berbincang tentang sampah dan pentingnya mendaur ulang. Dalam pandangannya, pendidikan lingkungan adalah hal yang krusial dan harus diteruskan.
“Aku ingat ibuku selalu mengajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, dan hal itu sudah tertanam dalam diriku,” kata Cinta. Kesadaran akan dampak dari limbah dan polusi mulai terbentuk, serta bagaimana setiap individu dapat berkontribusi melalui tindakan kecil.
Setiap kali Cinta melihat sampah yang berserakan, hatinya merasa tergugah untuk bertindak. Dia sering berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih lingkungan yang digelar komunitas sekitar. “Ini bukan hanya tentang aku, tetapi tentang kita semua dan generasi yang akan datang,” tambahnya.
Perilaku ini diharapkan dapat memicu kesadaran lebih besar di kalangan teman-temannya dan orang-orang di sekitarnya. Cinta percaya, setiap tindakan kecil dapat memberikan dampak besar jika dilakukan secara kolektif.
Pentingnya Memiliki Nilai Empati di Kehidupan Sehari-hari
Empati bagi Cinta bukan sekadar kata, melainkan sebuah nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, dengan memahami perasaan orang lain, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan berpengaruh. “Ketika aku menyadari bahwa tindakan kecil bisa membuat perbedaan, aku merasa lebih bertanggung jawab,” paparnya.
Cinta mengajak teman-temannya untuk lebih prihatin terhadap isu sosial dan lingkungan. Melalui diskusi dan kegiatan bersama, ia berusaha menyebarkan nilai-nilai ini kepada orang lain. “Setiap orang seharusnya merasa bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kepada sesama,” ungkapnya.
Sikap empati juga mendorongnya untuk mendukung produk lokal dan berkelanjutan. Cinta berusaha mengurangi konsumsi produk dari perusahaan besar yang tidak ramah lingkungan. Dengan begini, ia berharap dapat membantu memberdayakan komunitas lokal sambil menjaga keberlanjutan.
Dia mencatat bahwa ketika memilih untuk membeli produk dari usaha kecil, dampaknya jauh lebih besar, bukan hanya bagi lingkungan tetapi juga bagi perekonomian masyarakat. “Ayo, kita sama-sama mendukung usaha kecil yang lebih peduli pada lingkungan,” ajaknya.
Mendorong Gaya Hidup Berkelanjutan Dalam Keluarga
Cinta ingin menularkan nilai-nilai positif ini kepada generasi berikutnya. Dalam pandangannya, membesarkan anak-anak dengan kesadaran lingkungan adalah langkah penting untuk masa depan. “Akan menjadi tanggung jawab kita untuk menjadikan mereka lebih peduli terhadap lingkungan,” terangnya.
Dia berharap, dengan menunjukkan contoh berdasarkan pengalaman pribadinya, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab. Setiap kegiatan sederhana yang mereka lakukan di rumah bisa menjadi awal yang baik, mulai dari mengurangi penggunaan plastik hingga melakukan daur ulang.
Cinta sering mengajak keluarga untuk terlibat dalam kegiatan yang menciptakan kesadaran lingkungan. Dengan melibatkan semua anggota keluarga, nilai-nilai ini dapat tertanam dengan kuat. “Kami bahkan berusaha untuk memiliki kebun kecil di rumah untuk menanam sayuran sendiri,” ungkapnya.
Melalui upaya bersama, Cinta yakin mereka dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan. “Ini bukan hanya tentang kami, tetapi tentang warisan yang akan kami tinggalkan untuk generasi mendatang,” tutupnya.
















