Di tengah situasi emosional yang menggelegak, seorang pria di Jakarta Selatan membuat keputusan buruk yang berujung pada tindakan kriminal. Setelah mengalami patah hati, ia nekat melakukan pembakaran terhadap kontrakan tempat mantan kekasihnya tinggal, menyebabkan kerugian materi meskipun tidak ada korban jiwa.
Insiden ini terjadi pada 17 Oktober 2025, di mana pelaku aksi nekat tersebut berusaha mengungkapkan rasa sakit hatinya dengan cara yang sangat ekstrem. Kapolsek Jagakarsa, Kompol Nurma Dewi, mencatat bahwa pelaku berinisial TB ini merasa sangat terguncang setelah hubungan selama delapan bulan berakhir secara mendadak.
Hubungan yang awalnya penuh kasih sayang kini berujung pada tragedi. Permasalahan yang terjadi di antara mereka adalah faktor pendorong yang membawa TB untuk melakukan tindakan kriminal ini, berusaha mengatasi kesedihan dengan cara yang keliru.
Motif Di Balik Tindakan Kriminal yang Ekstrem Ini
Berdasarkan penjelasan yang diberikan, TB merasa sangat terpukul setelah diputuskan oleh mantannya. Kebangkitan emosi negatif seperti marah dan sakit hati seakan tidak bisa ia kendalikan, dan sebagai akibatnya, ia memilih jalur kekerasan.
Kekasihnya disebutkan dalam laporan telah terlibat adu mulut dengan TB sebelum insiden terjadi. Pada malam kejadian, TB sempat pergi untuk menenangkan pikirannya, namun yang terjadi selanjutnya adalah kembalinya dia dengan tekad yang salah.
Sebagai bentuk pelampiasan, TB membawa bensin dan korek api, alat yang pun menjadi bagian tragis dari tindakan kriminal yang ia lakukan. Tindakan ini tak hanya merusak properti tetapi juga menciptakan situasi yang sangat berbahaya untuk orang lain yang berada di sekitarnya.
Akibat Hukum yang Harus Dihadapi Pelaku Pembakaran
Setelah insiden tersebut, TB harus berurusan dengan pihak kepolisian yang langsung melakukan penyelidikan. Ia ditangkap dengan dasar bukti-bukti yang ada, termasuk kesaksian dari pihak-pihak yang melihat langsung kejadian tersebut.
Kapolsek Nurma menjelaskan bahwa meskipun tidak ada korban jiwa, tindakan membakar properti adalah pelanggaran serius yang dapat dikenakan sanksi hukum berat. Pelaku bisa dikenakan pasal tentang pengrusakan dan ancaman terhadap keamanan publik.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa melampiaskan emosi dengan cara yang merugikan diri sendiri dan orang lain tidak pernah menjadi solusi. Upaya penegakan hukum harus berjalan agar pelaku membayar konsekuensi dari tindakan mereka dan memberikan efek jera.
Pentingnya Mengelola Emosi Saat Menghadapi Patah Hati
Patah hati adalah pengalaman emosional yang bisa dialami siapa saja dan sering kali menganggapnya sebagai hal yang wajar. Namun, bagaimana seseorang mengelola emosinya sangat penting untuk kesejahteraan mental dan sosial.
Masyarakat perlu diberikan edukasi tentang cara-cara yang lebih sehat dalam mengatasi perpisahan. Menyediakan akses ke layanan konseling serta dukungan emosional dapat mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang.
Kemampuan untuk berbagi dan berdiskusi tentang perasaan dengan orang lain dapat membawa dampak positif. Ini bisa menciptakan jalan keluarnya tanpa harus terjerumus dalam tindakan negatif yang dapat merugikan diri dan lingkungan sekitar.