PT Metropolitan Land Tbk, yang dikenal dengan sebutan Metland, telah mengambil langkah strategis untuk mempertahankan dan memperkuat posisi bisnisnya dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan portofolio, tetapi juga untuk mengembangkan identitas merek hotel mereka, yang dinamai “Metland Hotel”.
Manajemen Metland menyadari bahwa perubahan dalam industri perhotelan dan properti sangat penting untuk keberlanjutan pendapatan. Dengan me-rebranding dan memberikan makna yang lebih mendalam pada nama merek, diharapkan dapat menarik perhatian konsumen dan investor.
Keputusan ini tak lepas dari upaya untuk menyelaraskan pendapatan antara dua sumber utama perusahaan, yakni pendapatan dari pengembangan dan pendapatan berulang, serta semakin menguatkan nilai merek di mata publik.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi, diversifikasi merupakan kunci keberhasilan. Direktur Metland, Wahyu Sulistio, menekankan bahwa pengembangan yang berimbang di sektor residensial, pusat perbelanjaan, dan hotel akan membantu menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
“Kita harus tetap memiliki keseimbangan. Pada krisis finansial tahun 1998, pusat perbelanjaan kami menjadi tumpuan arus kas,” ujarnya. Dengan mengembangkan sektor hotel dan pusat perbelanjaan, Metland optimis bahwa mereka dapat menghadapi berbagai gejolak ekonomi yang akan datang.
Selama pandemi COVID-19, sektor residensial berhasil menopang pendapatan perusahaan. Ini menunjukkan bahwa setiap segmen memiliki peran penting yang dapat saling mendukung dalam situasi yang tidak terduga.
Potensi Pertumbuhan Hotel Metland dalam Jangka Panjang
Keberlanjutan bisnis perhotelan Metland merupakan salah satu pilar penting dalam rencana jangka panjang perusahaan. Merek hotel ini berusaha untuk memperkuat portofolio pendapatan yang seimbang dengan meningkatkan kontribusi dari sektor hotel.
Kinerja sektor non-residensial, seperti hotel dan pusat perbelanjaan, telah memberikan kontribusi yang signifikan. Pada kuartal kedua, kontribusi pendapatan dari sektor ini telah mencapai 32% dari total pendapatan, suatu angka yang mencerminkan tren positif bagi perusahaan.
Dengan penguatan identitas merek dan peningkatan kualitas layanan di hotel-hotel Metland, perusahaan optimis bahwa pendapatan berulang akan terus meningkat. Saat ini, Metland mengoperasikan enam hotel yang totalnya memiliki 584 kamar, dan persiapan hotel ketujuh sedang berlangsung di Tomohon, Manado.
“Kini, kami sudah menggunakan merek Metland Hotel untuk memperkuat identitas dan mutu layanan,” ungkap Wahyu. Strategi ini diharapkan dapat memperkuat daya tarik bagi konsumen serta meningkatkan loyalitas.
Pentingnya diversifikasi dalam portofolio pendapatan menjadi sebuah keharusan untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam jangka panjang. Memperkuat sektor perhotelan dan memperluas jaringan merupakan langkah krusial dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Filosofi di Balik Nama Metland Hotel dan Identitasnya
Penggunaan nama Metland Hotel bukanlah sesuatu yang baru, karena telah dimulai sejak tahun 2014 dengan peluncuran hotel pertamanya, Metland Hotel Cirebon. Latar belakang dari penamaan ini adalah untuk membangun identitas yang lebih kuat di industri perhotelan, sehingga masyarakat lebih mengenal dan mempercayai merek ini sebagai simbol kualitas.
“Kami berupaya untuk menciptakan pengalaman menginap yang tidak hanya sekadar fasilitas, namun juga pelayanan yang konsisten dan berkualitas,” lanjut Wahyu. Penggunaan ciri khas dalam setiap hotel di bawah merek ini diharapkan bisa menambah nilai bagi pelanggan.
Nama-nama seperti Semara, Venya, dan Seva yang digunakan sebagai merek di segmen hotel, berasal dari makna yang sama, yaitu “dicintai”. Filosofi ini mencerminkan bagaimana setiap hotel berfokus pada pelayanan yang menunjukkan perhatian kepada setiap tamu.
Semara, yang berarti cinta, digunakan untuk Metland Smara Kertajati, sedangkan Venya digunakan untuk hotel butik bintang lima, dan Seva digunakan untuk hotel resort bintang empat. Penamaan ini tidak hanya sekadar label, tetapi juga mencerminkan kualitas pelayanan yang diharapkan.
Setiap hotel bernuansa filosofi ‘dicintai’ berusaha menghadirkan pengalaman menginap yang berkesan, membuat tamu merasa istimewa dan ingin kembali lagi. Dengan pendekatan ini, Metland berharap dapat menjadikan setiap hotel sebagai tempat yang patut diperhitungkan dalam industri perhotelan.
Strategi Adaptasi Pasar dan Rencana Ekspansi di Tomohon
Dalam menghadapi perubahan pasar yang cepat, Metland menunjukkan kemampuan beradaptasi yang tinggi, terutama melalui penerapan strategi pada hotel seperti Metland Smara Kertajati. Awalnya, target pasar hotel ini adalah tamu dari sektor pemerintahan, tetapi dengan waktu, segmen ini diperluas.
Menyadari kebutuhan yang lebih besar untuk ruang acara yang fleksibel, Metland berupaya menarik perhatian pasar dengan menawarkan paket yang lebih variatif dan spesifik. Jika sebelumnya fokus pada tamu pemerintahan, kini mereka juga menargetkan acara sosial dan layanan catering.
Untuk memfasilitasi perubahan ini, penting bagi Metland untuk bekerja sama dengan komunitas lokal dan event organizer (EO), memastikan setiap acara yang diadakan di hotel memiliki standar tinggi dan memberikan nilai lebih bagi pelanggan.
Rencana ekspansi selanjutnya adalah membuka hotel ketujuh di Tomohon, Manado, yang dianggap memiliki potensi yang luar biasa sebagai destinasi wisata. Tomohon dikenal dengan daya tarik wisata yang besar dan lokasinya yang strategis tentang Manado sebagai pusat ekonomi dan pintu gerbang pariwisata internasional.
“Kami sedang membangun hotel resort di Tomohon yang akan mulai beroperasi dalam waktu dekat. Selain itu, terdapat rencana lain yang sedang kami siapkan,” tutup Wahyu. Dengan berbagai inisiatif dan strategi ini, Metland berusaha untuk tetap relevan dan kompetitif di tengah dinamika pasar yang terus berubah.