Harga rumah seken di Depok telah menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, mencapai 3,8 persen pada September 2025. Angka ini menandakan ketahanan pasar properti di kawasan tersebut, terutama di tengah perlambatan yang terjadi di tingkat nasional.
Dengan pertumbuhan harga yang jauh melampaui rata-rata Jabodetabek, yaitu hanya 0,3 persen, dan pertumbuhan nasional yang berada di angka 0,2 persen, Depok tampil sebagai primadona dalam dunia properti. Hal ini memberikan harapan positif bagi para calon pembeli yang mencari hunian di wilayah ini.
Berdasarkan data terbaru, tren peningkatan ini menunjukkan bahwa kawasan Depok berhasil menarik minat banyak pembeli, terutama di daerah-daerah seperti Cinere dan Sawangan. Sebagai sebuah kota yang terus berkembang, banyak faktor yang mendukung permintaan akan rumah seken di sana.
Faktor Pendorong Kenaikan Harga Properti Seken di Depok
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga rumah seken di Depok adalah kemudahan akses transportasi. Dengan beroperasinya sejumlah ruas tol, seperti Tol Sawangan yang terhubung ke Depok–Antasari, akses ke pusat kota semakin cepat dan praktis.
Jaringan tol yang baru dibangun juga memfasilitasi pergerakan masyarakat dari dan menuju area Depok, sehingga membuat kawasan ini semakin diminati. Penawaran infrastruktur yang baik semakin meningkatkan daya tarik kawasan ini di kalangan pembeli potensial.
Di samping itu, area seperti Cinere menunjukkan permintaan yang terus meningkat untuk hunian menengah-atas. Daya beli masyarakat di kawasan ini terbilang tinggi, dengan banyak pembeli mencari properti di rentang harga Rp1–3 miliar.
Secara bersamaan, Sawangan juga menjadi sorotan karena pertumbuhannya yang pesat. Pengembangan proyek perumahan baru memberikan angin segar bagi kawasan ini, menunjukkan potensi untuk “naik kelas” dalam beberapa tahun ke depan.
Data menunjukkan bahwa hunian dengan harga di bawah Rp400 juta juga cukup diminati, terutama di Pancoran Mas dan Sawangan, yang menarik segmen menengah hingga menengah-bawah. Ini menunjukkan keragaman pasar rumah seken di Depok.
Daerah Populer untuk Pembelian Rumah Seken di Depok
Berbagai kecamatan di Depok memperlihatkan popularitas dalam pencarian rumah seken dengan proporsi yang bervariasi. Cinere menempati urutan teratas, dengan 16,3 persen pencarian, diikuti oleh Sawangan dan Cimanggis.
Beji dan Pancoran Mas juga menunjukkan angka pencarian yang cukup signifikan, masing-masing dengan 11,2 persen dan 8,6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki beragam pilihan lokasi ketika mencari hunian di Depok.
Fasilitas dan aksesibilitas menjadi faktor utama yang diinginkan oleh para pembeli. Dengan jaringan transportasi yang semakin berkembang, seperti Tol Serpong–Cinere, pilihan lokasi untuk rumah pun semakin luas.
Namun, di luar Cinere dan Sawangan, kecamatan lain seperti Cimanggis, Beji, dan Tapos pun tak kalah menarik. Mereka menunjukkan potensi untuk menjadi area yang semakin diminati di masa mendatang.
Hal ini tercermin dari laporan yang menunjukkan meningkatnya minat masyarakat terhadap hunian di daerah-daerah ini, menggambarkan perubahan peta perkembangan properti di Depok.
Perbandingan Median Harga Rumah Seken di Berbagai Kecamatan
Berdasarkan data terkini, harga median rumah di Cinere menjadi yang tertinggi. Ini mencakup berbagai segmen luas bangunan, dengan harga rumah yang bervariasi di setiap kecamatan.
Misalnya, untuk rumah dengan luas bangunan antara 91–150 m², median harga di Cinere mencapai Rp1,92 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan daerah lain seperti Sawangan, yang hanya sekitar Rp975 juta. Ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam nilai properti antar kecamatan.
Tabel di bawah ini menggambarkan perbandingan median harga berdasarkan luas bangunan di beberapa kecamatan:
Luas Bangunan | Beji | Cimanggis | Cinere | Pancoran Mas | Sawangan |
---|---|---|---|---|---|
90 m² ke bawah | Rp685 juta | Rp700 juta | Rp610 juta | Rp617 juta | Rp535 juta |
91–150 m² | Rp1,5 miliar | Rp1,5 miliar | Rp1,92 miliar | Rp1,25 miliar | Rp975 juta |
151–250 m² | Rp2,045 miliar | Rp2,45 miliar | Rp2,9 miliar | Rp2,2 miliar | Rp2,35 miliar |
Tantangan di Pasar Properti Nasional yang Masih Lesu
Meskipun Depok menunjukkan pertumbuhan yang positif, pasar properti nasional masih menghadapi tantangan. Kenaikan harga rumah seken secara nasional hanya mencapai 0,2 persen, menunjukkan banyak daerah yang masih stagnan.
Berdasarkan informasi terbaru, Yogyakarta mencatat kenaikan harga tertinggi sebesar 4 persen, diikuti oleh Denpasar dengan 3,3 persen. Angka ini menunjukkan ketidakmerataan pertumbuhan di berbagai wilayah Indonesia.
Di Jabodetabek, Depok adalah satu-satunya kabupaten yang mencatat pertumbuhan tertinggi, diikuti oleh Tangerang. Meskipun begitu, di banyak kota lainnya, pertumbuhan permintaan rumah seken masih lemah dan jauh dari harapan.
Dengan tren yang ada, Depok menunjukkan potensi yang besar di pasar properti, meskipun tantangan lanjutan tetap ada di tingkat nasional. Ini menjadi sinyal bagi para investor dan pembeli untuk lebih cermat dalam mengambil keputusan di masa mendatang.
Secara keseluruhan, perubahan peta pasar properti di Depok mencerminkan dinamika yang menarik. Masyarakat semakin membutuhkan hunian yang layak dan terjamin, sementara pengembang dituntut untuk lebih berinovasi dalam memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang.