Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, muncul inisiatif luar biasa dari Sulawesi Utara yang menunjukkan bahwa konektivitas sejati bukan hanya sekadar jaringan, melainkan juga hubungan manusiawi. Baku Bantu Sulut adalah platform yang diciptakan oleh para pemuda lokal, di bawah kepemimpinan Krisan Valerie Sangari, yang bertujuan untuk mengubah cara berdonasi menjadi lebih efektif dan penuh empati.
Dengan penuh rasa syukur, Krisan berbagi pengalaman mengenai perjalanan inisiatif Baku Bantu Sulut saat menerima penghargaan. Penghargaan ‘Anugerah Perempuan Hebat’ di kategori Teknologi menjadi bukti nyata dari dedikasi dan inovasi yang dilakukan oleh tim ini.
Berdasarkan kesadaran bahwa banyak niat baik sering tidak tepat sasaran, Krisan dan timnya mengadopsi pendekatan yang sederhana namun sangat efektif. Mereka melakukan survei dan mendengarkan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan data yang relevan dan akurat.
Memahami Kebutuhan Melalui Pendekatan yang Humanis
Tindakan ini bertujuan untuk menggali kebutuhan nyata dari komunitas yang rentan di panti asuhan. Krisan menjelaskan, “Banyak bantuan yang tidak tepat sasaran karena tidak sesuai dengan prioritas penerima.” Ini menjadi titik awal untuk penyesuaian dalam distribusi bantuan di masa depan.
Tim Baku Bantu Sulut berkeliling ke berbagai panti di Tomohon, Minahasa, dan Manado. Mereka melakukan percakapan dan aktif mendengarkan kisah-kisah yang disampaikan. Hal ini membuat lebih banyak informasi yang terhimpun dan menjadi dasar perencanaan yang lebih tepat.
Krisan menambahkan bahwa perhatian terhadap kebutuhan emosional juga sangat penting. “Kami ingin membantu bukan hanya secara materil, tapi juga dalam memberikan dukungan moral kepada mereka yang membutuhkan,” jelasnya. Pendekatan ini menciptakan perubahan yang lebih mendalam bagi penerima bantuan.
Peran Teknologi dalam Mewujudkan Empati
Krisan menyatakan bahwa teknologi yang mereka gunakan tidaklah rumit. “Kami memilih menggunakan survei data ketimbang sistem yang rumit,” katanya. Penggunaan teknologi yang sederhana ini justru memungkinkan mereka untuk menjangkau lebih banyak orang dengan cepat.
Informasi yang dikumpulkan dari survei kemudian diolah dan diterbitkan melalui website sederhana mereka. Melalui cara ini, tidak hanya data yang disebarkan, tetapi juga cerita dan suara dari mereka yang berharap mendapatkan bantuan.
Sosial media juga berperan penting dalam mewujudkan misi Baku Bantu Sulut. Melalui platform ini, mereka dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan menggalang dukungan. “Kami gunakan media sosial untuk memberikan informasi dasar dan juga menggugah kepedulian masyarakat,” tambah Krisan.
Membangun Jaringan Kemanusiaan yang Berkelanjutan
Setiap langkah yang diambil oleh Baku Bantu Sulut menunjukkan pentingnya membangun jaringan kemanusiaan yang berkelanjutan. Krisan menyatakan keyakinan bahwa semua orang bisa berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif. “Kami sangat percaya bahwa kepedulian dapat membawa dampak yang besar bagi mereka yang membutuhkan,” ungkapnya.
Inisiatif ini juga menjadi contoh bagi komunitas lain dalam penerapan teknologi untuk keperluan sosial. Dengan pendekatan yang berbasis data, organisasi lain dapat belajar dari pengalaman Baku Bantu Sulut dalam melayani masyarakat.
Tantangan masih ada, tetapi dengan visi dan komitmen yang kuat, Baku Bantu Sulut siap untuk melanjutkan misi mereka. Krisan percaya bahwa mereka akan terus menemukan cara untuk meningkatkan efektivitas program dan menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan.
















