Enam desa di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, saat ini mengalami kesulitan akses darat akibat dampak banjir bandang yang menghalangi jalan. Situasi ini menyebabkan kebutuhan logistik bagi penduduk setempat menjadi mendesak dan sulit dipenuhi.
Desa-desa yang terisolir tersebut antara lain adalah Desa Dayah Kruet, Meunasah Cut, Dayah Usen, Meunasah Mancang, Blang Cut, dan Lueng Rimba, semua berlokasi di Kecamatan Meurah Dua. Dampak dari bencana ini cukup serius, menimbulkan masalah dalam distribusi bantuan dari pemerintah daerah dan masyarakat.
Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, menjelaskan bahwa infrastruktur di beberapa titik mengalami kerusakan yang parah. Hal ini menambah beban berat bagi warga yang ingin mendapatkan akses bantuan dan memulihkan keadaan setelah bencana terjadi.
Upaya Penanganan dan Pemulihan Pasca Banjir Bandang
Para petugas telah dikerahkan untuk membersihkan jalan dari material banjir yang tersisa. Alat berat pun dimanfaatkan agar akses ke desa-desa tersebut bisa segera pulih dalam waktu dekat.
Menurut pernyataan Hasan Basri, dalam waktu 2 hingga 3 hari ke depan, jalan menuju desa-desa terisolir tersebut diharapkan sudah bisa dilalui kendaraan. Upaya ini menjadi prioritas untuk memfasilitasi pemulihan bagi masyarakat yang terkena dampak.
Selain itu, pendistribusian bantuan logistik dan layanan medis juga dilakukan dengan cepat di titik-titik pengungsian yang telah ditentukan. Meskipun tantangan tetap ada, upaya kolaboratif diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan.
Data Tanggap Darurat dan Jumlah Korban Akibat Banjir
Sebagaimana dikemukakan oleh posko tanggap darurat yang ada, jumlah pengungsi di Kabupaten Pidie Jaya saat ini tercatat mencapai lebih dari 24 ribu jiwa. Mereka tersebar di berbagai lokasi pengungsian yang telah disediakan pemerintah.
Korban jiwa dilaporkan mencapai 17 orang, dengan 18 orang lainnya dinyatakan masih hilang. Jumlah ini menunjukkan dampak serius dari bencana yang menerpa daerah tersebut dan menjadi prioritas dalam penanganan.
Selain korban jiwa, sebanyak 388 orang mengalami luka berat dan 1.433 luka ringan akibat peristiwa ini. Kerusakan infrastruktur juga tak kalah mengkhawatirkan, dengan sekitar 7.728 rumah mengalami kerusakan yang signifikan.
Dukungan Masyarakat dan Koordinasi Antarinstansi
Pemerintah daerah bersama relawan lokal tengah menggalang dukungan dari berbagai kalangan untuk membantu para korban. Koordinasi antarinstansi dan masyarakat setempat menjadi kunci dalam merespons situasi darurat ini.
Berbagai organisasi non-pemerintah juga ikut terlibat dalam penyaluran bantuan dan pelayanan kesehatan untuk para pengungsi. Sinergi antara pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu mempercepat pemulihan bagi warga yang terdampak.
Sementara itu, banyak warga yang terpaksa bertahan di pengungsian dan berharap keadaan segera pulih. Sebagian dari mereka juga menyatakan rasa syukur atas bantuan yang datang meskipun situasi masih berat.
















