Hujan deras yang melanda Kota Medan sejak malam hari pada tanggal 11 Oktober memicu banjir yang meluas di lima kecamatan pada dini hari keesokan harinya. Ketinggian air yang menggenangi permukiman warga bervariasi, mulai dari 20 hingga 200 sentimeter, menyebabkan banyak rumah terendam dan mengakibatkan sejumlah warga terpaksa mengungsi.
Menurut Sri Wahyuni Pancasilawati, Kabid Penanganan Darurat Peralatan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, hujan dengan intensitas tinggi menjadi faktor utama penyebab meluapnya sejumlah sungai, yang berdampak pada pemukiman di kawasan tersebut.
Lima kecamatan yang terkena dampak meliputi Kecamatan Medan Selayang, Medan Maimun, Medan Johor, Medan Polonia, dan Medan Labuhan. Lebih dari 1.400 rumah terendam dalam peristiwa ini, dan ratusan jiwa terpaksa harus mencari perlindungan di tempat yang lebih aman.
Dampak Banjir di Kecamatan Medan Maimun dan Medan Johor
Di Kecamatan Medan Maimun, banjir menggenangi enam kelurahan, diantaranya Kelurahan Aur, Sei Mati, Suka Raja, Hamdan, dan Kampung Baru. Sekitar 764 rumah terendam dan lebih dari 1.600 jiwa terdampak oleh banjir ini, menciptakan situasi sulit bagi warga yang terdampak.
Sementara itu, di Kecamatan Medan Johor, sedikitnya 220 rumah mengalami kerusakan akibat banjir, dengan lebih dari 1.000 warga terpaksa mengungsi. Kelurahan yang paling parah terdampak ialah Kuala Bekala, Pangkalan Mansyhur, dan Gedung Johor.
Untuk menangani situasi darurat ini, tim BPBD terus melakukan pemantauan dan evaluasi di lapangan. Penanganan dilakukan secara cepat dengan melibatkan berbagai pihak untuk meminimalisir dampak lebih lanjut bagi masyarakat.
Banjir Parah di Kecamatan Medan Labuhan
Kecamatan Medan Labuhan menjadi salah satu daerah yang paling parah terdampak, khususnya di dua kelurahan, Pekan Labuhan dan Martubung. Ketinggian air di daerah ini mencapai dua meter, sehingga sekitar 300 rumah terendam dan 960 warga mengalami kesulitan akibat bencana ini.
Situasi semakin memprihatinkan ketika banyak warga yang terpaksa harus meninggalkan harta benda mereka demi keselamatan. BPBD turut mencatat dua titik pengungsian utama di wilayah ini, yaitu Masjid Al Ikhlas dan Sekolah SMPN 5, yang masing-masing menampung ratusan jiwa.
Selama penanganan situasi, tim gabungan telah dikerahkan ke lokasi yang terdampak untuk memberikan bantuan dan mendirikan posko sementara. Hal ini penting agar warga mendapatkan akses bantuan yang dibutuhkan.
Evakuasi dan Penanganan Korban Banjir
Pemerintah Kota Medan bersama BPBD secara aktif berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk melakukan evakuasi warga yang berada di wilayah rawan banjir. Proses assessment cepat juga dilakukan guna mendapatkan data akurat mengenai kerusakan dan jumlah warga yang terdampak.
Hingga kini, tim relawan masih berada di lokasi untuk mendukung upaya penyelamatan dan evakuasi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari petugas di lapangan demi keamanan bersama.
Meski belum ada laporan mengenai korban jiwa, pihak BPBD masih menjalankan tugas pendataan terhadap kemungkinan adanya korban luka-luka. Pemberian informasi yang jelas dan cepat menjadi sangat penting dalam situasi darurat ini.