Pembegalan yang menimpa seorang pemuda bernama Repan, warga Baduy Dalam, di Jakarta, menarik perhatian banyak kalangan. Peristiwa ini mengundang keprihatinan masyarakat, terutama karena Repan merupakan cucu dari pemimpin adat Baduy, Yasih.
Repan yang berjualan madu saat itu dijadikan target oleh para pelaku begal. Hingga saat ini, polisi masih berupaya menangkap para pelaku dan mencari saksi untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
Saat kejadian, trafik di lokasi kejadian relatif sepi, yang membuat para pelaku leluasa melakukan aksinya. Kapolsek Cempaka Putih, Kompol Pengky Sukmawan, menyatakan bahwa proses penyelidikan masih berlangsung dengan mengumpulkan informasi dari masyarakat.
Masyarakat Baduy Menuntut Keamanan yang Lebih Baik
Peristiwa ini menjadi semakin penting karena masyarakat Baduy dikenal dengan adat yang kuat dan kehidupan yang damai. Sementara itu, kejadian ini menunjukkan bahwa bahkan komunitas yang biasanya aman pun tidak imun terhadap kejahatan.
Medi, perwakilan masyarakat Baduy, meminta pihak kepolisian untuk segera menemukan dan menangkap pelaku. Harapan tersebut dilontarkan dengan penuh keprihatinan, mengingat ini adalah kali pertama warga Baduy mengalami hal serupa.
Masyarakat pun merasa tidak nyaman dan berharap insiden seperti ini tidak terulang. Mereka percaya bahwa penegakan hukum yang efektif bisa mengembalikan rasa aman di tengah masyarakat.
Langkah-langkah Polisi dalam Menyelesaikan Kasus Begal
Polisi berusaha mencari rekaman CCTV untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai dugaan pelaku. Sayangnya, tidak ada CCTV yang mengarah ke lokasi kejadian pada saat peristiwa berlangsung.
Kapolsek mengatakan bahwa mereka masih mengeksplorasi kemungkinan mendapatkan rekaman CCTV dari area sekitarnya. Meskipun demikian, usaha ini tidak mudah, dan membutuhkan waktu yang panjang.
Pihak berwenang juga sedang mencari tahapan lain dalam penegakan hukum. Mereka memahami betapa pentingnya menjamin keselamatan warga, terutama bagi mereka yang mencari nafkah di jalanan.
Dampak Kejadian terhadap Komunitas Baduy
Komunitas Baduy, yang identik dengan kesederhanaan dan kearifan lokal, merasakan dampak psikologis dari insiden ini. Kejadian tersebut menciptakan keresahan, terutama di kalangan pedagang yang mencari nafkah di kota besar.
Repan sendiri berjualan madu dengan cara yang unik sesuai dengan tradisi. Dia berjalan kaki tiga hari ke Jakarta untuk menjual madu, sehingga merasa sangat terkejut menjadi korban kejahatan.
Orang tua Repan pun merasa khawatir, dan ini membuat mereka mendesak perlunya pengamanan lebih baik di sekitar area di mana warga Baduy biasa berjualan. Harapan akan keadilan dan perlindungan menjadi hal yang paling mendesak saat ini.
















