Situasi kebersihan di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, kini menjadi masalah serius bagi masyarakat setempat. Penumpukan sampah yang tak terurus di sekitar Pasar Ciputat dan flyover menciptakan kondisi yang tidak sehat dan mengganggu aktivitas warga.
Sampah-sampah yang menggunung dan tidak diangkut selama lebih dari seminggu terakhir menjadi sumber bau tak sedap yang menyengat di udara. Hal ini jelas menciptakan persepsi negatif di mata publik mengenai manajemen kebersihan di daerah tersebut.
Pantaun di lapangan menunjukkan bahwa tumpukan sampah tidak hanya terjadi di titik-titik tertentu, tetapi sudah meluas. Di sepanjang Jalan Dewi Sartika, misalnya, terlihat bungkusan plastik berisi sampah berserakan, menciptakan pemandangan yang sangat memprihatinkan bagi warga.
Kondisi Sampah di Ciputat Semakin Mengkhawatirkan
Kondisi terparah berada di kolong flyover Ciputat. Di lokasi tersebut, tumpukan sampah telah menjadimemenuhi area yang seharusnya bersih, dan bau menyengat kian hari kian mengganggu. Bayangkan jika situasi ini terus berlarut-larut, tentu dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan bagi masyarakat.
Pengendara yang melintas, khususnya sepeda motor, terpaksa menutup hidung mereka untuk menghindari aroma busuk tersebut. Hal ini semakin parah, terutama ketika hujan turun, yang memperburuk kondisi bau sambil menggenangi area tersebut.
Setiawan, seorang warga setempat berusia 57 tahun, mengungkapkan bahwa situasi ini sudah berlangsung cukup lama. Dia mengatakan, “Sampah di kolong flyover Ciputat sudah menumpuk sejak hari Jumat, dan ini sudah lebih dari seminggu.”
Akar Masalah Penumpukan Sampah di Ciputat
Penyebab utama penumpukan sampah ini, menurut warga, adalah tempat penampungan sampah yang sudah tidak mampu menampung volume sampah yang ada. Warga diterpa informasi bahwa tempat penampungan tersebut sudah penuh dan tidak menerima lagi kiriman sampah.
Setiawan juga menambahkan bahwa pusat tempat pembuangan akhir (TPA) Cipeucang saat ini sedang tidak beroperasi. “Sebelumnya ada TPA di Jalan Aria Putra yang kini telah ditutup, sehingga sampah dari berbagai sumber terpaksa ditumpuk di sini,” ujar Setiawan.
Acep, warga lain, mengatakan bahwa sebagian besar sampah yang menumpuk berasal dari pedagang yang aktif setiap hari. “Apalagi dengan adanya cuaca hujan, bau semakin menyengat,” tuturnya dengan penuh keprihatinan.
Respons Wali Kota Mengenai Penumpukan Sampah
Menanggapi keluhan warga, Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, memberikan klarifikasi mengenai penanganan sampah yang terhambat. Ia menjelaskan bahwa penumpukan sampah disebabkan oleh perbaikan yang sedang dilakukan di TPA Cipeucang yang memang sangat diperlukan.
“TPA sedang dalam proses penataan dan perbaikan, di mana kami melakukan pengaturan area penampungan sampah,” ujar Benyamin. Proses ini mencakup terasering untuk memperbaiki struktur lereng dan dewatering yang bertujuan mengurangi kadar air di tumpukan sampah.
Benyamin menargetkan bahwa perbaikan tersebut akan selesai pada akhir Desember. Namun, ia juga mengakui bahwa TPA tersebut hanya mampu menampung jumlah sampah terbatas dalam beberapa waktu mendatang.
















