Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo, baru-baru ini mengumumkan target ambisius untuk meningkatkan produksi padi di wilayahnya. Dalam tahun ini, pihaknya menargetkan untuk memproduksi sebanyak 400 ribu ton padi, yang merupakan langkah strategis untuk mendukung swasembada pangan nasional.
Edy menjelaskan bahwa dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, produksi padi di Kalimantan Tengah terus menunjukkan peningkatan. Dengan angka produksi yang mencapai 330 ribu ton pada tahun 2023 dan ditargetkan mencapai 366 ribu ton di tahun 2024, ia optimis target 400 ribu ton akan tercapai pada tahun 2025.
“Tingkat produksi pertanian padi cukup meningkat, dari 2023 panen di rata-rata 330 ribu ton, 2024 mencapai 366 ribu ton, dan target di 2025 mencapai 400 ribu ton. Kami di Kalimantan Tengah berkomitmen untuk menyumbangkan swasembada pangan nasional,” paparnya dalam sebuah forum di Jakarta.
Ia menyoroti pentingnya Inpres nomor 14 tahun 2025, yang membuat Kalimantan Tengah sebagai salah satu lokasi utama dalam percepatan pembangunan kawasan swasembada pangan, energi, dan air. Dengan dukungan dari pemerintah pusat, Kalteng siap untuk berkontribusi lebih dalam mewujudkan cita-cita tersebut.
“Kami di 2025 ini ditargetkan dari 71 ribu hektar, kemudian kami kontrak 66 ribu hektar untuk cetak sawah rakyat. Saat ini, kami telah menggarap sekitar 25 persen dari target tersebut,” lanjutnya. Komitmen ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat lokal dan perekonomian daerah.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, juga menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mensukseskan program-program strategis yang digerakkan oleh Presiden saat ini. Hal ini termasuk di dalamnya fokus pada peningkatan ekonomi kerakyatan, ketahanan pangan, serta program-program sosial lainnya.
Peran Strategis Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Produksi Pangan
Dalam konteks ini, peran pemerintah daerah menjadi sangat krusial. Tito mencatat bahwa kepala daerah seperti bupati dan gubernur memiliki kekuasaan dan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pembangunan. “Pembangunan Indonesia dan pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja daerah,” tegasnya.
Dengan adanya program-program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis, Sekolah Rakyat, dan Koperasi Merah Putih, pemerintah daerah diharapkan dapat berkontribusi lebih dalam mencapai target nasional. Program-program ini tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga mengedepankan kesejahteraan masyarakat.
Pentingnya kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah dalam menciptakan program yang efektif juga menjadi sorotan. Tito yakin bahwa dengan regulasi yang tepat dan dukungan sumber daya yang memadai, setiap daerah dapat mencapai kemajuan yang signifikan.
Di saat yang sama, tantangan dalam menggarap lahan pertanian juga perlu dipertimbangkan. Proses sinkronisasi lahan dengan masyarakat menjadi langkah awal yang harus dilakukan agar program pertanian berjalan lancar. “Kami telah memulai proses ini dan berharap dapat menyelesaikannya sesuai rencana,” ujar Edy.
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Teknologi Pertanian
Tidak hanya fokus pada peningkatan luas lahan, namun kualitas sumber daya manusia dan teknologi juga menjadi perhatian. Pelatihan dan pendidikan bagi petani diharapkan dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam bercocok tanam. “Kami akan menyediakan pelatihan untuk para petani agar bisa memanfaatkan teknologi terbaru dalam pertanian,” ujar Edy.
Dengan mengadopsi teknologi canggih, diharapkan dapat terjadi peningkatan produksi yang signifikan. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kuantitas, tetapi juga kualitas padi yang dihasilkan. “Kami optimis, dengan dukungan teknologi, produk yang kami hasilkan akan semakin kompetitif,” tambahnya.
Selain itu, sinergi antara petani, akademisi, dan pemerintah perlu dibangun untuk memperkuat ekosistem pertanian yang berkelanjutan. Fleksibilitas dalam beradaptasi dengan perubahan dan inovasi akan menentukan keberhasilan program-program yang telah disusun.
Pemerintah daerah juga mengupayakan peningkatan infrastruktur pertanian untuk mendukung kegiatan para petani. Dari pembangunan jalan akses ke lahan pertanian hingga penyediaan sarana irigasi, hal ini menjadi prioritas untuk memastikan kelancaran distribusi hasil pertanian.
Menjaga Keberlanjutan dan Kesejahteraan Petani
Menjaga keberlanjutan dalam produksi pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat. Kesadaran petani untuk menjaga lingkungan menjadi faktor penting dalam menciptakan ekosistem pertanian yang sehat. “Kami akan mengedukasi para petani tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan,” kata Edy.
Dalam hal ini, kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk LSM dan organisasi masyarakat, sangat dibutuhkan. Program-program yang bersifat kolaboratif diharapkan dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Selain itu, aspek kesejahteraan petani juga harus menjadi fokus. Dengan memberikan akses kepada petani untuk mendapatkan modal dan pelatihan, diharapkan mereka dapat meningkatkan pendapatan. “Kami berkomitmen untuk menciptakan kesejahteraan di kalangan petani,” ungkap Edy.
Dalam akhir diskusi, harapan untuk masa depan pertanian di Kalimantan Tengah tidak larut dalam sekedar kata-kata. Melainkan, terdapat tekad bersama untuk menjadikan daerah ini sebagai salah satu penyokong utama bagi ketahanan pangan nasional. Dengan upaya yang terintegrasi antara teknologi, sumber daya manusia, dan kolaborasi antar sektor, cita-cita tersebut diharapkan dapat terwujud dalam waktu dekat.